Mungkin ada teman-teman yang pernah mengalami hal yang serupa, dimana janin dinyakatan tidak berkembang oleh dokter, pastinya sangat sedih sekali, ada rasa bersalah yang mendalam pastinya, karena keteledoran malah membahayakan janin di dalam kandungan kita.
Ini cerita saya....
Saya menikah di Bulan Mei Tahun 2011, dan berhasil hamil pada bulan Desember 2011 (kosong 7 bulan). Saat itu saya sedang mengikuti pelatihan (dinas ke Jakarta-Sukabumi-Bandung-Sukabumi-Jakarta), sedangkan kantor saya sendiri berlokasi di Kalimantan.
Tanpa saya sadari ternyata jadwal haid saya mundur 2 minggu, karena penasaran saya langsung meminta bantuan panitia untuk membelikan tespek (alat cek kehamilan) dan ternyata saya hamil. Perasaaan saya senang bercampur takut akan perkembangan kehamilan karena selama dinas saya sudah melakukan banyak aktifitas, seperti naik pesawat, naik bus dari Jakarta - Sukabumi - Bandung, naik turun tangga karena antara villa dan tempat pelatihan lumayan jauh.
Setelah 2 minggu berlalu, akhirnya saya baru bisa melakukan konsul kehamilan dengan salah satu dr. SPOG di kota saya (Pontianak).
Konsultasi Pertama:
Saya : Dok Saya Hamil, bisa di cek?
Dokter B : Oke ayo kita periksa
Saya : Bagaimana Kondisinya Dok?
Dokter B : #Terus Mencari Kantung# Iya ini ada kantungnya tapi kecil sekali, seperti titik coba kembali 1 bulan lagi agar kita bisa melihat kondisi perkembangan janinnya.
Hasil dari konsultasi saya hanya diberikan resep asam folat saja.
Saat saya mendatangi dokter, seharusnya umur kehamilan saya adalah 8 minggu, dan jika kita bandingkan dengan hasil USG dapat terlihat bahwa kantong kehamilan saya sangat kecil. Tapi, saya tetap berfikir positif kalau kandungan saya sehat-sehat saja, karena banyak kok hasil USG yang keliru #fikir saya#
1 bulan kemudian, saya datang lagi ke dr. SPOG. Sebelumnya pada hari itu seingat saya hari jumat keluar flek di underwear saya, saya coba datang kerumah sakit namun tidak ada dokter SPOG yang praktek, saya hanya bertemu dengan perawat lalu menceritakan kondisi saya, namun perawat menanggapi dengan santai. Menurutnya flek yang keluar itu adalah tanda kehamilan muda.
Mendengar statement perawat itu, saya sedikit lega dan akhirnya saya memilih untuk beristirahat di rumah sambil menunggu jadwal konsul nanti malam.
Kosultasi Kedua :
Saya : Dok, saya ada keluar flek
Dokter B: Ayo kita cek dulu kondisi janinnya
Saya : Iya Dok
Dokter B: Sayang sekali janin ibu tidak berkembang, ukurannya tetap dari bulan lalu
Dokter B: Saya beri obat untuk mengeluarkan ya. Karena saya lihat masih kecil mungkin 3 hari lagi (setelah meminum obat), gumpalannya akan keluar.
Hasil USG
Dari hasil USG kedua bisa terlihat bahwa tidak ada perubahan ukuran kantung janin. Padahal seharusnya jika usia kehamilan 8 minggu sudah bisa terdengar detak jantungnya.
Saya dan suami sangat terkejut mendengar vonis dokter tersebut dan tetap berusaha bersabar. Setelah seminggu menunggu barulah gumpalan daging itu keluar, rasanya sangat sakit mungkin sama sakitnya seperti ibu-ibu yang akan melahirkan. Rasanya mulas, nyeri, pusing, pokoknya campur aduk....
Melihat banyak darah yang keluar sayapun dilarikan kerumah sakit, untuk memperoleh tindakan yang tepat. Sesampainya di rumah sakit, petugas rumah sakit membawa saya masuk ke ruang UGD untuk dilakukan pemeriksaan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan saya memutuskan untuk menjalani kuret.
Berdasarkan informasi yang saya baca, bahwa kuretase bisa membersihkan rahim, dan sangat berbahaya jika mengalami keguguran tidak dibersihkan, karena bisa menimbulkan penyakit baru.
Tindakan kuretase dilakukan pada malam hari, dan prosesnya berjalan 1-2 jam, sampai akhirnya saya sadar dan di bawa keruang pemulihan. Keesokan harinya setelah dinyatakan sehat saya boleh pulang.
Pasca kuret, saya tidak pernah berhenti untuk belajar. Saya banyak membaca dan melakukan sharing dengan teman-teman yang pernah mengalami hal serupa. Sayapun banyak membaca artikel-artikel terkait tumbuh kembang janin.
Prinsip saya bahwa jika saya menunda untuk mengobati kekurangan diri saya, maka usia saya akan habis dimakan oleh waktu. Saya tetap menjaga fikiran positip terhadap setiap kejadian, dan terutama kepada Allah sang maha pencipta, karena hanya dialah yang bisa mengabulkan setiap permohonan saya.
Oke Bunda, cukup sekian cerita dari saya...
Simak terus cerita terbaru saya ya...
No comments: